Kerajaan Kediri: Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya - Guru Santai

Kerajaan Kediri: Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya

Sejarah Singkat Kerajaan Kediri - Kediri merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu yang pernah berdiri di wilayah Jawa Timur. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Kediri juga disebut dengan nama Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu.



Berdirinya Kerajaan Kediri tak lepas dari kerajaan Medang kamulang dan peran Raja Airlangga. Raja Airlangga membagi wilayah Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas demi menghindari pertikaian antara kedua anaknya.

Kerajaan Jenggala yang ibu kotanya terletak di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan, sementara Kerajaan Panjalu atau Kediri yang berpusat di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.

Sumber Sejarah Kerajaan Kediri


1. Kronik Cina Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua. Buku Ling Wai Tai Ta karangan Chu Ik Fei juga menerangkan keberadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M.

2. Prasasti-prasasti Kerajaan Kediri
  1. Prasasti Sirah Keting, berisi pemberian hadiah pada rakyat oleh Raja Jayawarsa
  2. Prasasti Tulungagung dan Kertosono, berisi masalah keagamaan yang ditulis Raja Bameswara (1117-1130 M)
  3. Prasasti Ngantang, menerangkan pemberian hadiah pada rakyat Ngantang. Hadiahnya berupa sebidang tanah yang telah dibebaskan pajaknya oleh Raja Jayabaya (1135 M)
  4. Prasasti Jaring, memuat nama seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada
  5. Prasasti Kamula, menerangkan keberhasilan Raja Kertajaya, memerangi musuh-musuhnya di Katang.
3. Kitab kitab

Tertuang dalam kitab Mahaksubya, serat Calon Arang dan kitab Negarakertagama.

Kehidupan Politik Kerajaan Kediri


Masa Kejayaan Kerajaan Kediri


Masa kejayaan Kerajaan Kediri terjadi pada kepemimpinan Jayabaya. Jayabaya dikenal dengan kepemimpinan politik dan ramalan-ramalannya yang dibukukan dalam Jongko Joyoboyo. Di samping itu, sikap merakyat dan visi Jayabaya yang jauh ke depan membuatnya dikenang.

Sebab Keruntuhan Kerajaan Kediri


Runtuhnya Kerajaan Kediri terjadi pada masa kekuasaan Raja Kertajaya, seperti dikisahkan dalam kitab Pararaton dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222, Kertajaya dianggap telah melanggar agama dan memaksa Brahmana menyembahnya sebagai dewa.

Kaum Brahmana lalu meminta perlindungan Ken Arok. Ken Arok yang bercita-cita memerdekakan Tumapel kekuasaan Kediri mencetuskan perang antara Kerajaan Kediri dan Tumapel di dekat desa Ganter.

Keberhasilan Ken Arok mengalahkan Kertajaya menandai runtuhnya Kerajaan Kediri yang kemudian menjadi kekuasaan Tumapel atau Kerajaan Singasari.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri


Kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri dapat diketahui melalui kronik-kronik Cina yang menyebutkan di antaranya sebagai berikut:
  1. Kediri menghasilkan banyak beras
  2. Barang-barang dagangan lain yang laku di pasaran, seperti emas, perak, daging, kayu cendana, pinang, dan gerabah
  3. Telah menggunakan uang yang terbuat dari emas sebagai alat pembayaran atau alat tukar
  4. Posisi Kerajaan Kediri sangat strategis dalam perdagangan Indonesia Timur dan Indonesia Barat dengan kota pelabuhannya
  5. Pajak rakyat berupa hasil bumi

Kehidupan Sosial dan Budaya Kerajaan Kediri


Masyarakat Kediri tidak menganut sistem kasta, seperti disampaikan dalam kitab Lubdhaka. Dalam kitab tersebut disampaikan, tinggi rendahnya martabat seseorang tidak ditentukan oleh dasar keturunan dan kedudukan, tetapi berdasarkan tingkah lakunya.

Masyarakat di bagi menjadi tiga golongan
  1. Golongan masyarakat kerajaan
  2. Golongan masyarakat thani (para pejabat pemerintah)
  3. Golongan masyarakat non pemerintah 

Peninggalan karya sastra 
  • Kitab Bharatayudha karangan Mpu Tantular dan Mpu Panuluh
  • Kitab Kresnayana karangan Mpu Tanakung
  • Kitab Smaradahana karangan Mpu Monaguna
  • Kitab Lubdaka karangan Mpu Tanakung

Kehidupan Agama Kerajaan Kediri 


Hal ini dapat dilihat dari peninggalan kerajaan Kediri yang berupa candi, arca dan lain sebagainya. Beberapa candi peninggalan kerajaan Kediri seperti Gurah dan Tondowongso, dari hal ini banyak diketahui jika masyarakat pada saat itu memeluk agama Hindu Siwa. Candi Gurah dan Tondowongso merupakan candi yang bersifat Hindu.


Demikian beberapa hal yang bisa Guru Santai sampaikan semoga bermanfaat dan membantu. Ikuti terus Guru Santai dengan cara follow untuk mendapatkan informasi seputar pendidikan menarik lainnya

0 Response to "Kerajaan Kediri: Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel