Kerajaan Tarumanegara: kehidupan politik ekonomi sosial budaya - Guru Santai

Kerajaan Tarumanegara: kehidupan politik ekonomi sosial budaya

kehidupan politik ekonomi sosial budaya kerajaan tarumanegara - Letak Kerajaan Tarumanegara berada di daerah sekitar sungai Citarum antara Bogor dan Bekasi. Sumber sejarah kerajaan tarumanegara adalah ditemukannya prasasti tugu, ciaruteun, cudanghiyang, kebon kopi, jambu dan pasir awi

Sumber eksternal, berupa berita cina dari dinasti tang bahwa telah datang utusan dari To-mo-lo yang menghadap kaisar Cina pada tahun 528, 535, 630, dan 669. Sesudah tahun itu, nama To-mo-lo tidak terdengar lagi. To-mo-lo diidentifikasikan sebagai Kerajaan Taruma (Tarumanegara). dan catatan perjalanan fa hien yang menyebutkan ye po ti ( tarumanegara)


Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara


Tarumanegara menjadi kerajaan kedua di nusantara yang memiliki corak Hindu setelah kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara berada di dekat Sungai Citarum yang berlokasi di Jawa Barat, berdiri abad ke-4 m atau sekitar tahun 358 m. Meski berdiri di tanah Indonesia, yang saat itu belum dikenal dengan nama negara, pendiri kerajaan ini bukan orang asli nusantara.

Maharesi Jayasingawarman atau juga dikenal dengan nama Rajadirajaguru Jayasingawarman merupakan seorang pendatang dari India.Jayasingawarman berasal dari Salankayana, India yang kemudian pergi ke nusantara tepatnya di Kerajaan Salakanagara. Kehadirannya pun disambut Raja Dewawarman VIII, hingga kemudian dinikahkan dengan salah satu putri raja tersebut. Setelah itu Jayasingawarman membuka wilayah yang diperkirakan kerajaan Tarumanegara terletak di Bekasi.

Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarmuanegara mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh raja ketiga, yaitu Raja Purnawarman. Dia terkenal sebagai sosok raja yang berwibawa dan cerdas.

Pada masa kepemimpinannya, kondisi ekonomi Kerajaan Tarumanegara terbilang maju dengan pesat. Letaknya yang strategis dan kepiawaian Raja Purnawarman dalam memimpin, membuat kerajaan tersebut semakin unggul dalam sektor perdagangan.

Tak hanya itu, Raja Purnawarman juga berhasil mengatasi persoalan banjir di wilayah kekuasaannya, sebagaimana yang telah disinggung pada pembahasan di awal. Dia menyelesaikan masalah tersebut dengan menggali Kali Candrabaga, cikal bakal Sungai Citarum untuk mengalirkan air berlebih itu ke laut.

Kemunduran Kerajaan Tarumanegara mulai terasa saat Raja Linggawarman berkuasa. Setelah dirinya wafat, kondisi kerajaan semakin parah.

Tahta kerajaan yang dia serahkan kepada menantunya, Tarusbawa, menandai berakhirnya masa kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Sebab, Tarusbawa memiliki ambisi untuk mendirikan kerajaannya sendiri yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Sunda.

Kehidupan perekonomian yang berkembang di kerajaan tarumanegara


Perekonomian di kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang memberikan sedekah 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Penduduknya hidup dengan cara bertani dan sistem pemerintahannya pun sudah teratur. Komoditas perdagangan utamanya adalah cula badak, kulit penyu, dan perak.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Tarumanagara


Sementara itu, terdapat dua golongan masyarakat dalam kehidupan sosial di Kerajaan Tarumanegara. Golongan pertama adalah golongan agama Hindu yang berisi para raja atau anggota kerajaan. Adapun golongan kedua ialah masyarakat biasa yang masih mempercayai agama nenek moyang atau agama kebudayaan.

Fa-Hien juga menjelaskan bahwa penganut agama Hindu lebih banyak dibandingkan dengan penganut agama Buddha.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


Ciaruteun yang berisi tapak kaki Purnawarman dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa wilayah yang mencakup Sungai Cisadane dan Ciaruteun.

Prasasti Tugu yang berisi mengenai proses penggalian sungai Candrabaga dan Gomati guna mengatasi banjir

Prasasti Jambu, isinya pujian terhadap Purnawarman yang bahkan sampai disamakan dengan Dewa Indra.

Prasasti Telapak Gajah berisi kaki gajah yang digunakan Purnawarman ketika berperang, gajah tersebut dinamai Airawata seperti gajah perang dewa Indra.

Prasasti Cidanghiyang yang juga berisi mengenai pujian-pujian terhadap Purnawarman sebagai raja dari Tarumanegara.

Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Muara, Prasasti Pasir Awi dan prasasti Muara Cianten juga termasuk dalam peninggalan kerajaan Tarumanegara.

sebagian besar prasasti peninggalan kerajaan tarumanegara memuat tapak kaki raja purnawarman. 


hal ini dapat ditafsirkan sebagai legitimasi kekuasaan Raja Purnawarman sebagai titisan Dewa Wisnu serta sebagai penanda atau batas kekuasaan kerajaan tarumanegara 

Candi

Situs Batujaya, merupakan komplek percandian yang ditemukan di Karawang dan bertempat di tepi sungai Citarum. Komplek percandian ini bisa dikatakan besar dengan berisi tiga belas artefak, di antarata Segaran I-1V dan Talagajaya I-VII.

Situs Cibuaya, berisi dua artefak yang diyakini merupakan peninggalan Tarumanegara berupa candi Lemah Duwur Wadon dan Lemah Duwur Lanang. Ditemukan di Karawang, tepatnya arah ke timur dari situs Batujaya dan lebih dekat dengan sisi utara pantai Jawa.

Arca

Banyak sekali arca yang ditemukan di bekas wilayah kekuasaan Tarumanegara dan diyakini sebagai peninggalan kerajaan tersebut. Khususnya di lokasi yang berdekatan dengan candi yang disebutkan di atas, terdapat tiga buah arca yakni Wisnu, Siwa yang berada di Tanjung Barat dan Durga yang berada di Tanjung Priok.


Demikian beberapa hal yang bisa Guru Santai sampaikan semoga bermanfaat dan membantu. Ikuti terus Guru Santai dengan cara follow untuk mendapatkan informasi seputar pendidikan menarik lainnya

0 Response to "Kerajaan Tarumanegara: kehidupan politik ekonomi sosial budaya "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel