Kerajaan Kutai: Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya - Guru Santai

Kerajaan Kutai: Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya

Bagaimana Corak Kehidupan Kerajaan Kutai - Letak Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Muara Kaman, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Lokasi pertemuan antara sungai Mahakam dan anak-anak sungainya diperkirakan merupakan letak Muara Kaman di masa lampau. Sumber sejarah kerajaan Kutai yaitu dengan ditemukannya 7 prasasti Yupa 


Kehidupan Politik Kerajaan Kutai 


Raja pertama dari Kerajaan Kutai adalah Raja Kundungga. Dari namanya jelas bukan nama Sanskerta, tetapi nama Indonesia asli. Kundungga diduga seorang kepala suku penduduk asli yang belum banyak terpengaruh budaya India. Namun, raja-raja yang berikutnya sudah terpengaruh kebudayaan India, dan memakai nama Sanskerta, yaitu Aswawarman dan Mulawarman.

Raja Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri dinasti karena pengertian keluarga raja pada waktu itu terbatas kepada keluarga kerajaan yang telah menyerap kebudayaan India di dalam kehidupan sehari-harinya.

Raja Mulawarman telah dapat menciptakan stabilitas politik karena salah satu prasasti yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman adalah raja yang bijaksana, kuat, dan berkuasa. 

Raja mulawarman dinilai memiliki hubungan yang baik dengan para pendeta brahmana karena


Selain itu, raja dapat menjalin hubungan yang baik dengan kaum brahmana, terbukti dari sikap Raja Mulawarman yang memberikan sedekah sebanyak 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.

Pada masa pemerintahan raja Dharma setia Kerajaan Kutai mengalami keruntuhan setelah berhasil ditaklukkan oleh Pangeran Sinum Panji mendapa Kesultanan Kutai yang memeluk agama Islam. Setelah penaklukkan tersebut, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai berada di bawah kendala Kesultanan Kutai.

Bagaimana kondisi ekonomi atau pekerjaan masyarakat pada masa kerajaan kutai ? 

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai 


Letak Kerajaan Kutai yang berada di tepi Sungai Mahakam berdampak pada banyaknya masyarakat yang bekerja di bidang pertanian. Selain itu, ada juga yang berdagang, bahkan dengan negeri-negeri asing, seperti China dan India, karena letaknya yang berada di jalur perdagangan.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Hal itu terbukti dengan adanya prasasti Yupa yang menyebutkan Mulawarman memberikan hadiah berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Kemampuan ini menunjukkan masyarakat Kutai bermata pencaharian sebagai peternak, terutama sapi.

Corak kebudayaan dan kepercayaan kerajaan kutai


Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kutai 


Hubungan baik antara raja dan para brahmana menunjukkan bahwa kedudukan para brahmana sangat dihormati dan disegani oleh kalangan kerajaan. Sebagai bukti adalah pada setiap prasastinya yang selalu mengatakan bahwa semua yupa yang mengagungkan namanya, didirikan oleh kaum brahmana.

Agama yang dianut oleh Raja Mulawarman adalah agama Hindu aliran Syiwa. Hal tersebut dapat diketahui dari salah satu prasasti yupa yang menyebut tempat dalam tanah yang sangat suci yang diberi nama Waprakeswara. Waprakeswara merupakan suatu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa.

Kerajaan Kutai terdiri dari golongan masyarakat yang mampu menguasai bahasa Sansekerta dan menggunakan aksara Palawa

Namun, golongan yang mampu menguasai dua hal tersebut hanyalah para Brahmana dan Ksatria yang terdiri dari kerabat-kerabat kerajaan.

Dari kondisi tersebut, dapat diketahui bahwa Kerajaan Kutai menggunakan sistem sosial berdasarkan kasta sebagai penggolongan masyarakatnya.

Raja Aswawarman juga melaksanakan upacara Asmawedha

Apa itu Asmawedha 


Upacara Asmawedha adalah tradisi ritual korban yang ditandai dengan pelepasan kuda.

Adapun caranya adalah melepas kuda-kuda dan membiarkannya berlari dan berhenti di tempat terjauh. Pelepasan kuda-kuda ini akan diikuti oleh prajurit kerajaan.

Tempat terjauh kuda itu berhenti diklaim sebagai batas terluas wilayah dari kerajaan yang melepasnya.

Upacara ini merupakan simbol yang merepresentasikan kekuatan dan kekuasaan yang tertinggi atas raja-raja lain, yang merupakan taklukannya.

Pelaksanaan upacara Asmawedha pada masa pemerintahan Raja Aswawarman bertujuan untuk untuk menentukan batas wilayah Kerajaan Kutai.

Peninggalan Kerajaan Kutai 


Peninggalan Kerajaan Kutai yang paling penting adalah tujuh buah Prasasti Yupa yang berisikan tulisan dengan aksara Palawa dan dalam bahasa Sansekerta.

Yupa sendiri memiliki tiga fungsi utama, yakni sebagai prasasti, tiang pengikat hewan dalam acara keagamaan, dan lambang kebesaran raja.

Demikian beberapa hal yang bisa Guru Santai sampaikan semoga bermanfaat dan membantu. Ikuti terus Guru Santai dengan cara follow untuk mendapatkan informasi seputar pendidikan menarik lainnya

0 Response to "Kerajaan Kutai: Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel