Kolonialisme dan Imperialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang memiliki arti menguasai. Kolonialisme memiliki arti upaya sebuah negara untuk mengembangkan kekuasaannya di luar wilayah kekuasaan negara tersebut. Kolonialisme memiliki tujuan mencapai dominasi kekuatan dalam bidang ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan politik.
Imperialisme merupakan kebijakan atau ideologi untuk memperluas kekuasaan atas negara lain dan penduduk asli negara tersebut, dengan tujuan memperluas akses politik dan ekonomi, kekuasaan dan kontrol, dan seringkali dilakukan dengan menggunakan kekuatan militer.
Faktor-faktor Lahirnya Kolonialisme dan Imperialisme
Faktor Utama
Gold (Kekayaan)
Keinginan bangsa Eropa untuk
berdagang secara langsung dengan dunia Timur adalah merengkuh kekayaan sebanyak
banyaknya. Usaha mencari kekayaan ini semakin tajam setelah di Eropa saat itu
merebak semangat merkantilisme. Paham merkantilisme adalah teori ekonomi yang
menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang dimiliki serta besarnya volume perdagangan suatu negara. Modal
negara itu dapat berupa emas, perak, dan komoditas lain yang dimiliki negara.
Gospel (Menyebarkan Agama)
Portugis dan Spanyol adalah
negara yang dilandasi agama Katolik. Dengan mematuhi seruan Paus sebagai
pemimpin Katolik dunia agar menyebarkan iman Kristiani ke wilayah jajahan, maka
mereka merasa telah mengemban tugas sebagai orang Katolik yang taat.
Glory (Kejayaan)
Di tempat-tempat yang baru
didudukinya, bangsa Portugis selalu menancapkan Padrao. Padrao adalah suatu
batu prasasti besar yang bergambar lambang kerajaan Portugis (sekarang
Portugal). Selain sebagai simbol tercapainya perjanjian kerja dengan penguasa
lokal, Padrao dianggap sebagai simbol kejayaan bangsa Portugis.
Faktor-faktor Pendukung
- Adanya penemuan baru dalam teknologi maritim, misalnya kompas, navigasi, kartografi (pembuatan peta).
- Adanya semangat dan idealisme pribadi. Sejak Galileo Galilei mengatakan bahwa bumi itu bulat, mereka tertantang untuk membuktikan teori itu. Rasa penasaran dan idealisme pribadi ini kemudian banyak ditulis oleh mereka sebagai kisah perjalanan.
Faktor Pemicu
Konstantinopel (Turki) merupakan
tempat bertemunya pedagang Eropa dengan pedagang dari dunia Timur. Dagangan
yang dijual misalnya emas, perak, rempah-rempah, tembikar, karpet, batu mulia,
dan lain-lain. Mereka membeli barang-barang itu kemudian dijual di Eropa dengan
harga mahal. Dari sinilah mereka secara perlahan-lahan mengenal kekayaan dari
dunia Timur. Konstantinopel dikuasai oleh Sultan Mehmed II, penguasa Ottoman.
Tahun 1453, Sultan Mehmed II melarang keras bangsa Barat berdagang di Konstantinopel sehingga satu-satunya akses Eropa menikmati komoditas perdagangan Asia tertutup. Untuk itu, mereka berusaha keras untuk menuju ke Asia dalam usaha berdagang lewat jalan lain. Dalam perkembangannya, bangsa Barat, terutama bangsa Portugis, merasa keuntungan akan bertambah besar bila berdagang secara langsung dengan sumbernya dengan tidak melalui pedagang perantara di Konstantinopel. Mereka ingin datang sendiri ke India, Cina, Indonesia, dan lain-lain. Untuk itulah bangsa-bangsa Barat mulai melakukan penjelajahan ke dunia Timur.
0 Response to "Kolonialisme dan Imperialisme "
Post a Comment