Historiografi Tradisional - Guru Santai

Historiografi Tradisional

Pengertian, Ciri dan Contoh Historiografi Tradisional - Historiografi Tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan.


Karakteristiknya, historiografi tradisional bersifat kultural dan politis, serta belum menggunakan metode ilmiah dalam penyusunannya, sehingga unsur subjektivitasnya tinggi.



Ciri-ciri historiografi tradisional

  1. Sudut pandang penulisannya berbentuk Istanasentris
  2. Tujuan penulisannya sebagai alat legitimasi raja
  3. Terdapat rasa anakronis atau ketidakpastian keterangan waktu
  4. Banyak mengandung unsur mitos
  5. Bersifat Regio-sentris atau kaya akan unsur kedaerahan
Historiografi Tradisional berkembang sejak masa Kerajaan Hindu dan Buddha sekitar abad ke-14 M hingga masa Kerajaan Islam pada awal abad ke-20 M.


Ciri-ciri historiografi tradisional masa Hindu dan Buddha

  1. Karya yang dihasilkan berupa terjemahan dari naskah-naskah dari India.
  2. Bersifat religio magis.
  3. Bersifat istanasentris.

Contoh historiografi masa Hindu dan Buddha adalah Kitab Mahabarata dan Ramayana, Kitab Pararaton, Kitab Negarakertagama, Babad Arya Tabanan, Babad Tanah Jawi, dan lain sebagainya.


Ciri-ciri historiografi tradisional masa Islam

  1. Masih mengandung unsur mitos.
  2. Sudah mengenal unsur kronologi.
  3. Bersifat etnosentris.
Contoh historiografi masa Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.

Baca Juga: Pengertian, Jenis, Ciri dan Contoh Historiografi pada tautan link berikut:

Demikian beberapa hal yang bisa Guru Santai sampaikan semoga bermanfaat dan membantu. Ikuti terus Guru Santai untuk mendapatkan informasi seputar pendidikan menarik lainnya.

0 Response to "Historiografi Tradisional "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel