Kerajaan Aceh: Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya - Guru Santai

Kerajaan Aceh: Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya

Sejarah Singkat Kerajaan Aceh - Kerajaan Aceh adalah salah satu kerajaan Islam yang tumbuh di Sumatera. Keberadaannya dicatat dalam berita Portugis tentang kerajaan yang melepaskan diri dari pengaruh Majapahit dan Sriwijaya. Aceh tumbuh menjadi kerajaan Islam yang besar dan menguasai wilayah di sekitar ujung utara Simatera. Bahkan berlanjut menjalin Kerjasama dengan negara Islam seperti Turki, Mesir, dan Abysina. Kerajaan Aceh memang telah melampaui kejayaannya pada abad ke-17. Namun eksistensinya masih menjadi lawan bagi pemerintah colonial sampai dengan akhir abad ke-19.


Letak dan Pendiri Kerajaan

Kerajaan Aceh berpusat di wilayah Banda Aceh sekarang. Menjadikannya titik penyebaran pengaruh, sekaligus bandar dalam berhubungan dengan negara-negara Islam di luar sana. Pendiri kerajaannya adalah Sultan Ali Mughayat Syah, yang dikenal Portugis dengan Sultan Brahim. Kepemimpinannya yang cemerlang membuat Aceh mampu bangkit dalam waktu singkat dan mendominasi kawasan tersebut.

Sejara Kehidupan Politik Kerajaan Aceh

Secara politik, sultan-sultan Aceh merupakan pemimpin yang agresif dan bercita-cita besar dalam menguasai kawasan. Keinginan ini diterjemahkan dalam pembangunan angkatan perang yang besar, dibarengi dengan peperangan yang banyak terjadi di wilayah sekitar. Aceh secara terbuka menantang hegemoni Portugis di Malaka sebagai penguasa perdagangan kawasan. Aceh juga berupaya membangun hubungan politik dengan negara-negara Islam di Timur Tengah agar memperoleh dukungan dan bantuan dalam memperluas pengaruh.

Masa Kejayaan Kerajaan Aceh

Masa kejayaan Kerajaan Aceh terjadi pada periode kekuasaan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Pada masa ini beliau menerapkan penguatan dalam berbagai bidang. Ekonomi misalnya, menciptakan uang dinar dan dirham (emas) sebagai alat tukar yang sah sehingga memudahkan perdagangan. Aceh juga menjalin hubungan politik dengan negara Islam di luar, misalnya Turki. Disinyalir bahwa beberapa armada Aceh merupakan bantuan dari Turki, yang kemudian digunakan untuk menguasai kawasan sekitar Aceh-Malaya. Aceh secara luas memperdagangkan lada sebagai komoditas ekonomi utama. Aceh terang menjadi pesaing utama Malaka dan Portugis sebagai bandar dagang, karena pedagang muslim memilih untuk singgah di Banda Aceh.

Sejarah Runtuhnya Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh mulai berjalan menurun selepas Sultan Iskandar Muda wafat. Putranya, Iskandar Thani tidak dapat menjalankan kekuasaan yang amat besar. Sehingga pengaruh Aceh di kawasan tersebut lambat laun semakin melemah. Munculnya VOC sebagai penguasa Malaka sejak tahun 1641, juga menjadi sebab utama semakin terpuruknya Aceh. Pada periode pemerintah kolonial, Batavia kerap mengirim tentara untuk menaklukkan Aceh. Meskipun Aceh baru teraneksasi pada awal abad ke-20. Setelah runtuh, wilayah Aceh menjadi bagian dari Pax Nederlandica.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Aceh

Selain politik, pengaruh Aceh juga terasa secara rill dalam bidang ekonomi. Pada masa kekuasaan Iskandar Muda, Aceh mulai menerbitkan kepingan uang secara luas dan menetapkan nilainya agar tidak berubah-ubah. Uang ini mempermudah perdagangan dalam dan luar negeri, bahkan nilainnya dapat bersaing dengan ringgit Portugis. Aceh memperdagangkan lada sebagai komoditas utamanya.

Kehidupan Sosial Kerajaan Aceh


Dalam bidang sosial, masyarakat Aceh terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan bangsawan dengan gelar teuku dan golongan ulama dengan gelar tengku

Kerajaan Aceh memberikan perhatian serius dalam bidang agama. Sultan Iskandar Muda dan Iskandar Thani memberikan jalan mulus bagi kalangan sufi untuk memimpin dakwah di Aceh. Sehingga masyarakat luas dapat mengakses ajaran Islam yang penuh. Aceh juga dikenal menerapkan syariat Islam secara ketat dalam berbagai aspek kehidupan.

Peninggalan Kerajaan Aceh

  1. Masjid Baitturrahman di Banda Aceh. Masjid ini dibangun pada masa jabatan Sultan Iskandar Muda, yakni pada 1607-1636 M. ...
  2. Taman Sari Gunongan.
  3. Benteng Indra Patra.
  4. Meriam Kesultanan Aceh.
  5. Makam Sultan Iskandar Muda.
  6. Uang Emas Kerajaan Aceh.
  7. Hikayat Aceh berupa Karya Sastra.

0 Response to "Kerajaan Aceh: Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel