Perkembangan Kehidupan Masa Pra Aksara - Guru Santai

Perkembangan Kehidupan Masa Pra Aksara


PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRA AKSARA

 Corak Kehidupan Masa Pra Aksara - Kondisi fisik dan iklim alam yang tidak stabil serta silih berganti  telah dihadapi oleh  manusia purba, sehingga mengalami perkembangan bentuk lahiriah dan perkembangan akal  serta pemikirannya. Kondisi alam tersebut memaksa manusia purba untuk terus mampu  mempertahankan diri di tengah - tengah alam yang serba penuh tantangan,  dengan kemampuannya yang serba terbatas, hal  tersebut tentu berpegaruh pada kehidupan social  ekonomi manusia purba di belahan bumi manapun, termasuk di Indonesia

Alam menjadi penopang hidup utama karena manusia masih sangat bergantung pada alam, baik secara flora maupun faunanya. Pada saat makanan (tumbuhan dan binatang) yang disediakan alam itu berlimpah maka tingkat kehidupan manusia pada waktu itu cukup berburu dan mengumpulkan makanan. Tetapi ketika bahan makanan mulai menipis dan tidak ada lagi, timbulah kemampuan manusia untuk mengolahnya. Perubahan yang terjadi pada alam ini, akan berpengaruh kepada kehidupan manusia. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah (nomaden), tetapi mulai pada kehidupan yang menetap. Berikut ini tahapan kehidupan manusia pada masa pra-aksara di Indonesia.

Baca juga:

A. Dari Berburu dan Meramu samapai Bercocok Tanam

Mencermati hasil penelitian baik yang berwujud fosil maupun artefak lainnya, diperkirakan manusia zaman pra-aksara mula-mula hidup dengan cara berburu dan meramu. Hidup mereka umumnya masih tergantung pada alam. Mereka hanya mengumpulkan dan menyeleksi makanan karena belum dapat mengusahakan jenis tanaman untuk dijadikan bahan makanan. Masa manusia purba berburu dan meramu itu sering disebut dengan masa food gathering.

Untuk mempertahankan hidupnya mereka menerapkan pola hidup nomaden atau berpindah-pindah tergantung dari bahan makanan yang tersedia dan untuk menghadapi tantangan alam yang begitu keras, terutama dari serangan binatang buas mereka perlu bekerja sama. Tidak mengherankan jika hidup mereka pada masa ini berkelompok. Dengan berkelompok akan memudahkan mereka untuk menaklukan binatang buas atau binatang buruan. Tempat-tempat yang dituju oleh komunitas itu umumnya lingkungan dekat sungai, danau, atau sumber air lainnya. Mereka beristirahat misalnya di bawah pohon besar. Mereka juga membuat atap dan sekat tempat istirahat itu dari daun-daunan. Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih sederhana. Hal ini terutama berkembang pada manusia Meganthropus dan Pithecanthropus.

            Perkembangan kehidupan manusia purba terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan pola pikir manusia purba. Perubahan kehidupan dari berburu dan meramu ke berburu meramu tingkat lanjut ditandai dengan manusia purba tidak lagi hanya mengumpulkan makanan tetapi mencoba memproduksi makanan dengan menanam. Mereka mulai belajar bercocok tanam walaupun bersifat sementara/sederhana. Mereka memperoleh pengetahuan bercocok tanam ini belajar dari alam. Mereka melihat biji – bijian sisa makanan yang tumbuh di tanah setelaha tersiram air hujan. Pada masa ini, manusia sudah tidak mengandalkan kebutuhan hidup secara penuh terhadap alam, mereka mulai hidup mendiami suatu tempat lebih lama atau semi menetap (semisendenter) di gua – gua atau disebut juga Abris Sous Roche. Terbatasnya lahan yang tersedia untuk ditanami mengharuskan mereka pindah mencari lahan baru yang dapat ditanami.

Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut hidup dalam kelompok yang terdiri dari beberapa keluarga. Di antara kelompok-kelompok tersebut ada yang hidup di daerah pesisir. Mereka hidup dengan mencari kerang dan ikan laut. Bekas tempat tinggal mereka ditemukan tumpukan kulit kerang dan siput yang sering disebut dengan istilah Kjokkenmoddinger 

Alat-alat dari batu yang dihasilkan sudah memperlihatkan sisi halus dan terdapat nilai keindahan atau estetikanya serta membuat lukisan pada dinding-dinding gua. Lukisan-lukisan mereka berwujud seperti cap telapak tangan, babi, kadal, perahu, menggambarkan kegiatan berburu yang berhubungan dengan kepercayaan, yaitu penghormatan terhadap nenek moyang. Dalam masa ini berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat di Indonesia yang mendukung kegiatan mata pencaharian mereka yaitu tradisi serpih , tradisi alat tulang, tradisi kapak genggam

Kegiatan masnusia bercocok tanam terus mengalami perkembangan. Masa bercocok tanam ditandai dengan perubahan tradisi yang semula mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing). Masa bercocok tanam adalah masa ketika manusia mulai memenuhi kebutuhan hidup dengan cara pembukaan laham di hutan untuk dijadikan ladang. Pada masa ini, manusia praaksara mulai hidup menetap di suatu tempat tinggal sederhana secara berkelompok. Pada masa hidup menetap ini mulai terbentuk perkampungan – perkampungan. Mereka memilih pemimpin dengan sistem primus interpares. Selain bercocok tanam manusia purba juga beternak hewan seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, anjing dan kuda. Pada masa ini sudah ada pembagian kerja jelas anatara laki – laki dan perempuan, laki – laki berburu hewan dan sedangkan perempuan mengumpulkan umbi – umbian dan buah – buahan. 

Disamping berkembangnya kehidupan sosial manusia, pada waktu itu berkembang juga sistem perekonomian dalam kehidupan masyarakat purba. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dikenal sistem perdagangan dengan sistem barter. Barang-barang yang dipertukarkan adalah hasil cocok tanam, hasil kerajinan tangan seperti gerabah, beliung, dan perhiasan, atau mungkin pula garam dan ikan laut yang diasinkan dan dikeringkan. Peralatan pokoknya adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Kemudian berkembang ke alat lain yang lebih baik dan sudah halus pada kedua belah sisinya

Pada masa ini manusia purba telah mengenal sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan manusia purba pada saat itu dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan animisme dan kepercayaan dinamisme. Sedangkan jenis manusia purba yang hidup pada masa ini adalah homo sapiens yang berasal dari rumpun melayu. 

B.        Masa Perundagian

Masa perundagian merupakan masa perubahan besar dalam hasil hasil kebudayaan. Pada masa perundagian ini, manusia Indonesia telah banyak menciptakan hasil – hasil kebudyaan, terutama alat alat yang terbuat dari logam. Masa perundagian di bagi kedalam tiga zaman, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu dan zaman besi. Zaman logam di indonesia tidak mengenal zaman tembaga namun hanya zaman perunggu dan besi, hal ini di buktikan dengan tidak ditemukannya artefak – artefak yang terbuat dari tembaga. Dimulainya zaman perunggu ditandai dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, percampuran, penempahan, dan pencetakan jenis – jenis logam. Kaitannya dalam pembuatan alat-alat dari bahan logam, saat itu telah dikenal teknik atau cara yang dikenal dengan teknik cetakan setangkap (bivalve) dan teknik cetakan lilin (a cire perdue).

Terbentuknya masyarakat yang teratur dengan adanya golongan undagi ternyata berdampak pada berkembangnya daya cipta dalam berbagai bidang teknologi. Teknik penuangan perunggu tidak hanya menghasilkan ciptaan benda-benda yang sederhana, seperti kapak, perunggu, gelang, dan mata tombak, tetapi juga pada benda-benda seperti patung, nekara, dan benda-bena upacara (seperti candrasa) yang diperindah dengan pola geometris, topeng, dan binatang. Pembuatan gerabah mengalami kemajuan yang pesat dan tidak lagi hanya dibuat dengan tangan dan papan batu, tetapi telah menggunakan roda pemutar.

Kehidupan berburu binatang liar seperti harimau dan kijang juga masih dilakukan. Akan tatapi memiliki tujuan yang berbeda. Perburuan ini, selain untuk menambah mata pencaharian, juga dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat keberanian, kegagahan, dan kedewasaan dalam lingkungan masyarakat. pertanian dan perladangan menjadi mata pencaharian yang tetap, sehingga diciptakanlah alat-alat logam untuk mendukung kegiatan pertanian dan perladangan. Masyarakat pada masa perundagian juga telah mengenal pengaturan air untuk kegiatan pertanian, sehingga pertanian tidak tergantung sepenuhnya pada hujan



0 Response to "Perkembangan Kehidupan Masa Pra Aksara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel