Sejarah penjajahan H.W Daendels
MASA PEMERINTAHAN HERMAN
WILLEM DAENDELS DI INDONESIA
Pemerintahan Herman Willem Daendels diawali dengan adanya republik
Bataaf, dimana Pada tahun 1795 terjadi
perubahan di Belanda. Muncullah kelompok yang menamakan dirinya kaum patriot.
Kaum ini terpengaruh oleh semboyan Revolusi Perancis: liberte (kemerdekaan),
egalite (persamaan), dan fraternite (persaudaraan).
Pada saat raja Prancis Napoleon Bonapartai menguasai
Belanda dan menerapkan sistem pemerintahan republik seperti di prancis ini lah yang disebut REPUBLIK OF BATAAF, Kebijakan yang utama bagi Perancis waktu itu adalah memerangi
Inggris. Oleh karena itu, untuk mempertahankan Kepulauan Nusantara dari
serangan Inggris diperlukan pemimpin yang kuat. Ditunjuklah seorang muda dari
kaum patriot untuk memimpin Hindia, yakni Herman Williem Daendels. Ia dikenal
sebagai tokoh muda yang revolusioner.
Tujuan
Mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris
Memenuhi tugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris, Daendels
melakukan langkah-langkah:
Kebijakan pertahanan dan keamanan
- Membangun benteng-benteng pertahanan baru
- Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon. Namun pembangunan pangkalan di Ujungkulon boleh dikatakan tidak berhasil
- Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi karena pada waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawa pasukan. Oleh karena itu, Daendels segera menambah jumlah pasukan yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang.
- Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi Banten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering dinamakan Jalan Daendels.
Kebijakan bidang pemerintahan
- melakukan banyak campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat istiadat pada kerajaan-kerajaan di Jawa.
- Melakukan intervensi terhadap pemerintahan kerajaan-kerajaan local
- Para Bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintahan Belanda
Kebijakan bidang ekonomi dan
keuangan
- Pemberantasan korupsi dengan keras.
- Mengekuarkan uang kertas.
- Memperbaiki gaji pegawai.
- Pajak In Natura “Contingenten” dan system penyerahan wajib “Verplichte Leveranties” yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
- Dengan mengadakan monopoli perdagangan beras.
- Mengadakan Prianger Stelsel yakni kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspor seperti kopi.
Kebijakan Bidang Sosial
- Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa “rodi” untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
- Perbudakan dibiarkan berkembang.
- Menghapus upacara penghormatan kepada Residen, Sunan atau Sultan.
- Dan dengan membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
Bidang peradilan
- Daendels membentuk tiga jenis peradilan: (1) peradilan untuk orang Eropa, (2) peradilan untuk orang-orang Timur Asing, dan (3) peradilan untuk orang-orang pribumi. Peradilan untuk kaum pribumi dibentuk di setiap prefektur, misalnya di Batavia, Surabaya, dan Semarang.
- Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Pemberantasan korupsi diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang Eropa, dan Timur Asing.
Herman willem Daendeles ditarik
kembali ke Benlada dengan alasan
karena selama dia menjual tanah
pertanian rakyat demi kepentingannya sendir dan bersifat otoriter dalam
memerintah. Selain itu, Daendels juga membuat penderitaan rakyat semakin besar
sehingga memicu lahirnya berbagai perlawanan melawan pemerintah kolonial
Belanda.
0 Response to "Sejarah penjajahan H.W Daendels"
Post a Comment